Are You Complainer?

Suatu hari, di tempat yang begitu indah bernama Surga. Semua orang tampak begitu berseri-seri penuh kebahagiaan. Rasa syukur memancar dari wajah mereka semua. Tak henti-hentinya mereka semua bersujud dan bersyukur kepada Tuhan atas kenikmatan yang luar biasa itu.

Tiba-tiba, seseorang masuk dalam keadaan tergopoh-gopoh. Ia memandang sinis orang-orang yang ada di Surga. Lalu, ia mulai mengkritik suasana Surga kepada Tuhan yang menurutnya tidak sesuai dengan imajinasinya. Tuhan pun tersenyum dan tidak meresponnya.

Selidik punya selidik, ternyata, ketika hidup di dunia, orang itu adalah orang yang suka mengeluh. Ternyata, ia merasa salah masuk ke Surga. Ia pun keluar karena tidak suka dengan keadaan di Surga. Namun, sayangnya, tidak ada tempat lain selain neraka.

Orang yang suka mengeluh, tinggal di Surga pun mengeluh. Kisah ini tentu hanya sebuah metafora. Sedikit menyentil mereka yang memiliki hobi mengeluh. Dimanapun, pasti ada saja yang dikeluhkan.

Sering kita dapatkan, para karyawan (misalkan) yang pekerjaannya adalah mengkritik perusahaannya sendiri. Segala kebijakan dirasa kurang baginya. Padahal selama ini, yang menggaji mereka adalah perusahaan tersebut. Sederhana saja, jika ia suka bekerja di tempat tersebut, lakukan saja dengan cinta. Jika tidak, tinggalkan saja.

Sejatinya, bisa jadi, Tuhan pun seolah mengancam mereka yang suka mengeluh hidup di dunia. Seolah Tuhan ingin berkata, “Mohon anda untuk keluar dan tinggalkan dunia ini. Tolong, cari dunia yang lebih cocok denganmu.” Nah lho, kalau sudah diusir oleh Tuhan, mau kemana kita?

Are you complainer? Mari tanyakan pada diri sendiri. Dan jika jawaban kita adalah “ya”, maka, kita tidak akan pernah menemukan sedikitpun keindahan dalam kehidupan ini.

Mulai saat ini, yuk kita bercerai dan ucapkan selamat tinggal pada keluh kesah. Keluh kesah hanya akan membuat kita susah. Keluh kesah hanya akan membuat kita mudah resah. Sebelum terlanjur basah, mari kita berpisah dan ucapkan, “Cukup sudah atas kehadiranmu yang selalu membuatku susah!”

Sahabat,

Jika hidup kita ingin lebih bermakna, bernilai, dan berjiwa, mulailah kita berhenti untuk melihat kehidupan dengan sebelah mata. Buka pikiran dan hati kita. Mulai cari saat ini juga, detik ini juga, apa yang selama ini kita dapatkan dalam kehidupan ini. Stop complain, be grateful!

Leave a Comment