Kisah Pembuat Roti (Part 1)

Di sebuah perkampungan yang dilanda kelaparan, ada seorang pemuda yang menemukan sejumlah biji gandum. Lalu, ia memanggil para tetangganya, dan berkata, “Jika kita menanam biji gandum ini kita akan punya roti untuk dimakan. Siapa yang mau membantuku menanamnya ?”

“Bukan aku,” jawab si A.

“Bukan aku,” jawab si B.

“Bukan aku,” jawab si C.

“Dan juga bukan aku,” tukas si D.

“Baiklah, biar aku saja,” kata si pemuda itu, kemudian menanamnya.

Berjalannya waktu, gandumpun tumbuh tinggi dan matang berwarna keemasan.

“Sekarang siapa yang mau membantuku memanen gandum ?” tanya si pemuda.

“Bukan aku,” jawab si A.

“Oh, itu diluar kemampuanku,” jawab si B.

“Aku tidak bisa,” jawab si C.

“Saya takut gatal, karena alergie,” jawab si D.

“Ya sudah, biar aku saja,” kata si pemuda dan melakukannya sendirian.

Dan akhirnya tibalah saatnya membuat roti. “ Siapa yang mau membantuku membuat roti, ?” tanya sang pemuda lagi.

“Itu pasti membuatku lembur,” jawab si A.

“Aku sedang tidak enak badan,” jawab si B.

“Kalau hanya aku yang bantu, namanya diskriminasi,” si C pun berdalih.

“Baiklah, kalau tidak ada yang mau, aku kerjakan sendiri,” kata si pemuda.

Ia pun memanggang 5 keping roti dan mengangkatnya agar bisa dilihat para tetangganya.  Mereka melihat dan semua ingin mendapat bagian. Atau lebih tepatnya mereka menuntut diberi bagian. Tapi si pemuda berkata, ”oh tidak, aku sendiri bisa menghabiskan semua roti ini!”

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Kejadian seperti diatas sering terjadi didalam kehidupan, didalam organisasi atau perusahaan, dimana pekerja yang malas menuntut kesamaan hak dengan pekerja yang produktif. Karyawan dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu para pengambil gaji atau para pembuat gaji. Golongan pengambil gaji, memberi kontribusi sesedikit mungkin, lalu mengambil gaji. Golongan pembuat gaji, mengerahkan segenap kemampuannya untuk memberikan kontribusi yang melebihi gaji mereka, sehingga mereka layak mendapatkan penghargaan, layak mendapatkan tempat yang lebih baik, layak untuk sukses.

Marilah kita menjadi Golongan pembuat gaji.

Setuju?

Leave a Comment